Hey.... Pagiii... hari Senin, 3 Desember 2012. Oh no, ini hari terakhir... aku sudah mulai betah padahal.... hiks.
Oya hari ini sebenernya aku pengen di Batu Cave,
yaitu serangkaian gua dan kuil Hindu yang menyatu dengan bukit kapur dan ada
patung dewa bersepuh emas yang berdiri tinggi dan megah. Berharap-harap akan
beneran kesana. Memang dari Bukit Bintang masih jauh untuk kesana.
Akhirnya kami batal kesana kami harus check out jam 12.00 siang. Pesawat kami 19.55 dan
kami harus tiba di bandara setidaknya jam 18.00. Sebenarnya di samping Anuja Restoran yang
kemarin kami singgahi untuk makan siang sebenernya ada tempat penitipan tas.
Bahkan di hostel kami menginap pun sebenernya boleh menitipkan tas setelah
check out. Tapi repot harus bolak balik.
Sebagai gantinya aku dan suami hanya
berjalan-jalan di sekitar hostel, ke arah berlawanan dari yang biasanya.
Dan.... taraaaa... kami melihat Petronas menjulang. Rupanya semalam, seharusnya kami nggak perlu berlarian
mengejar kereta terakhir, karena sebenarnya kami bisa berjalan kaki ke Hostel. Ah,
bodohnya. Memang jika dari sisi Hostel dan jalan yang kami lalui biasanya saat
akan ke stasiun Bukit Bintang, Petronas tidak nampak.
Menengok ke sisi lainnya, tampak pula Kuala
Lumpur Tower / KL Tower. Rupanya itu juga cukup dekat, aku meminta supaya kami
kesana. Jalan kaki kami ke KL Tower, semacam Monasnya Malaysia.
Hey, aku juga
mau mengomentari trotoar di KL ini, sungguh nyaman untuk berjalan kaki disini,
tanpa harus disesaki asap hitam dari kendaraan, atau tanpa diganggu motor-motor
yang menyerobot trotoar. Wowh... ini hebat. Jalanan tetap lengang. Sepertinya
orang-orang disini sudah disupport MRT, LRT, dll yang sudah terintegrasi dengan
baik, cepat, bisa diandalkan dan nyaman. So, buat apa repot-repot memakai
kendaraan pribadi? Ini yang sepertinya masih menjadi impian kota-kota di
Indonesia yang masih berjuang mencari solusi kemacetan. Hey, contoh saja KL.
Ini sangat dekat dengan Indonesia lho.
Setelah mampir ke KL Tower, berfoto di halaman
luarnya (karena terlalu lelah untuk mendaki sampai ke dalam halaman) lalu
kembali ke arah Hostel, membeli beberapa suvenir. Kami check out, jam 12.30
kami meninggalkan hostel menuju ke KL Sentral. Belum puas sebenarnya dan belum
rela meninggalkan KL.
MRT selalu datang tepat waktu. Ya, kami bisa melihat,
ada running text di dekat langit-langit stasiun, yang menjadi penunjuk bahwa kereta
akan datang dalam sekian detik atau sekian menit. Sangat akurat, dan kami tidak
menunggu lama. Bahkan Dimas 'backpacker addict' yang sudah melanglang asia mengatakan bahwa dijam-jam sibuk di KL, orang-orang sini selalu antri dengan tertib.. wow. Kami transit di Stasiun Hang Tuah untuk pindah koridor, tidak perlu bayar lagi.
Stasiun-stasiun di sini sangat terawat, keretanya juga terawat, tepat waktu,
nyaman. Senangnya bila semua ini ada di Indonesia.
Kami sempat makan di dekat stasiun KL Sentral, di
salah satu kedai kaki lima yang bersih, makan nasi Briyani sepiring berdua
penuh lauk, semangkok es cendol, dan segelas es teh manis. Entah kenapa disini porsi makan selalu jumbo, jadi kami kenyang walaupun sepiring berdua. Total yang kami makan kurang lebih 11 RM.
Lalu kami berkeliling di KL Sentral.
Sky Bus Salah satu bus yang melayani rute LCCT ke KL Sentral dan sebaliknya (Sumber Dok. Pribadi) |
Akhirnya kami memutuskan langsung ke Bandara. Perjalanan naik bus ke LCCT sangat lancar. Sepanjang perjalanan, di kanan dan kiri, semua teratur,
pepohonan, flat / rumah susun.. sama sekali tidak tampak pemukiman padat
penduduk. Dimana ya mereka tinggal? Kami celingukan, rupanya disini permukiman didominasi flat/rumah susun yang tertata rapi.. Hampir tidak ada cacat /
sampah / sesuatu kekumuhan disana yang bisa kami jadikan alasan untuk
menyamakannya dengan Jakarta.
Kami menghabiskan waktu cukup lama untuk
menunggu di Bandara LCCT, nongkrong di Marry Brown (semacam KFC / McD)
agaaiinnnn ayam goreng.... aaahhhh.... duit terbatas. Lalu setelah kenyang kami menuju salah satu
pojokan dekat tempat check in pesawat, duduk di lantai karena kursi di ruang tunggu sudah penuh. Sampai sempat tertidur.
Pukul 18.00 teman-teman datang, lalu kami check in. Cacatan: patuhi jam check in, jangan terlambat.
Kepergian kami dari Malaysia dilepas dengan
curahan hujan deras, hingga harus memakai payung saat menuju pesawat. Ah, aku
rasanya masih belum mau percaya petualangan kali ini sudah selesai, aku masih
ingin tinggal, aku masih ingin berjalan-jalan di KL. Rasanya batin berontak.
Aku hanya bisa mengucap selamat tinggal melalui jendela pesawat.
Bahkan saat malam hari, dari jendela pesawat terlihat Kuala Lumpur yang rapi
dan indah.
Kemajuan
yang dicapai Malaysia terutama Kuala Lumpur jauh melampaui apa yang kami capai, Indonesia terutama Jakarta. Kami harus
belajar banyak. Aku akan kembali lagi suatu saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar